Shufu (cerita pendek)
Senyap dalam satu bulan, dua bulan, tiga bulan. Ia melihat ke sekeliling rumahnya. Tak juga merasa kebingungan karena kehilangan suara-suara klakson mobil di jalanan padat ibu kota saat pagi dan malam hari, tak kunjung rindu dengan suasana penuh sesak di commuter line dari Bogor ke arah Jakarta yang sering ia naiki ketika berangkat kerja dari kota Hujan sebelum ia menikah dulu. Ia tak ingin tahu kabar berita orang-orang yang menjadi teman bicaranya selama belasan tahun dikantor. Kadang ia bingung, bagaimana bisa ia bangun jam 4 pagi untuk pergi bekerja jam 5? Lalu selesai bekerja jam 7 malam dan baru sampai rumah pukul 9 atau 10 malam, tergantung kondisi jalan raya jika ia dan suami pulang pergi menggunakan kendaraan pribadi. Membayangkannya saja sekarang seperti tak sanggup. Pergi bekerja jam 5 pagi membutuhkan effort besar. Enam bulan lalu ia masih berkutat dengan karir tinggi dan reward di kantor, sama sekali ti...